Minggu, 23 Januari 2011

Saya

Susah sekali untuk bisa mengerti sesuatu. Sesuatu itu yang membuat aku sekarang makin menggila dalam memikirkannya. Ingin sekali menyimpan dalam-dalam dan menganggap semua normal apa adanya, tidak ada masalah apapun. Tapi tetap saja, wajah kumal ini memperlihatkan kalau saya sedang bermasalah. Entah bagaimana orang-orang bisa meramal wajah saya sampai-sampai mereka tahu apa isi hati saya. Tidak yakin, tapi memang benar, saya memang tidak bisa menyimpan masalah itu terlalu larut. Mungkin saya diam, tapi akhirnya mengurung diri di kamar dan mulai merengek dan paginya keluar dengan mata bengkak. Ah, memang dari dulu saya tukang rengek, hahaha. Saya selalu merenung di malam hari dan mulai intropeksi diri, kesalahan apa sih yang membuat saya begitu sedih? atau hal apa sih yang membuat hati saya begitu kacau balau? Tapi pada akhirnya tetap saja, merengek. Tapi hal ini sangat mujarab untuk saya, karena esok pagi pikiran saya serasa menjadi jernih sejernih mata saya yang dibersihkan oleh air mata semalam. Susah sekali mengungkapkan kemarahan itu kepada seseorang yang memang bersalah bagi saya. Diam adalah kunci emas bagi saya meskipun di dalam hati saya ingin sekali mengupat dan menyatakan unek-unek yang ingin sekali saya sampaikan. Tapi tetap saja saya seperti gadis bisu yang kerjanya hanya, merengek. Saya seorang yang keras kepala, memang saya akui itu. Kerasnya hidup membuat saya keras dalam  setiap hal yang saya lakukan atau saya rasakan. Saya begitu sensitif dan sangat mencurigai sesuatu. Semua ini hanyalah pelarian dari ketakutan masa lalu yang membuat lubang trauma di dalam hidup saya. Saya takut. Takut kehilangan lagi, takut ditinggalkan lagi, takut dicemooh lagi, takut... takut... takut.... Begitu banyak ketakutan di dalam diri saya yag membuat hidup saya begitu sulit untuk diri saya dan orang yang saya cintai.

Jarang sekali saya mencintai seseorang. Sekali saya terpaut, maka susah untuk melepaskan orang yang saya cintai. Karena saya memang susah untuk bisa mencintai. Karena orang yang saya cintai tetap saja selalu ingin pergi untuk mencintai orang lain. Saya berusaha untuk bisa menjadi seseorang yang lebih kuat dan mencoba untuk terus belajar dari hidup saya sebelumnya. Pahit memang. Tapi ini jalan hidup saya, bagaimanapun saya harus tetap bisa bertahan sampai garis finis. Sampai titik dimana saya tidak bisa untuk melangkah lebih kedepan lagi. Saya hanya takut orang yang saya cintai tidak bisa menerima saya seperti ini. Tapi saya tidak au menjadi topeng, hanya ingin memperlihatkan, ini saya dan kamu harus bisa menerima saya. Banyak orang-orang yag tidak bersyukur atas hidupnya, padahal mereka lebih beruntung dibandingkan saya dan lebih banyak mendapat kebahagiaan dibanding saya. Saya iri. Iri bukannya tidak suka, tapi iri ingin seperti itu. Ada banyak hal membuat saya selalu melamun, melamun, melamun.. padahal banyak orang juga yang membuat saya tersenyum, tapi ada lubang di hati saya. dan lubag itu penuh dengan lamunan kabur. Saya tidak tahu apa yang membuat saya begitu sendiri meskipun banyak orang bersama saya dan membuat saya terpingkal-pingkal. Tapi saya merasa itu hanya sementara dan tidak bisa dibawa sampai saya lelap. Karena esok akan berbeda lagi.

Saya tahu, seseorang yang saya sayagi saat ini sudah memberikan kegembiraan sepenuhnya untuk saya dan selalu membuat saya bisa tersenyum dan tidak suka sedikitpun melihat pipi saya bengkak karena ngambek. Saya tahu dia menyayangi saya dan mencintai saya dengan tulus menerima saya apa adanya. Tapi saya begitu takut, takut apabila hanya sementara dan dia meninggalkan saya saat saya benar-benar berada di atas keahagiaan. Terlalu banyak orang yang meninggalkan saya. terlalu banyak orang yang pergi tanpa alasan dan memilih jalan lain. Saya seperti orang terbuang saja, hahahaha. Tapi saya tahu bahwa hidup tidak hanya untuk meikirkan mereka-mereka yang meninggalkan saya. Hanya harus tetap memikirkan hidup saya. saya harus berjuang dan harus bisa lebih. Kadang saya tidak kuat dalam hal ini. Saya harus menuntut ilmu atau bekerja untuk hidup saya.Dilema seperti ini yang membuat saya sangat sulit beberapa akhir ini. Tapi sayaadalah saya. Bagaimanapun hanya saya yang tahu siapa saya, meskipun kadang saya tidak peduli dengan diri saya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar